Klematis
Add a description of the image here
Klematis
Add a description of the image here
Klematis
Add a description of the image here
Klematis
Add a description of the image here
-->

Sunday, February 27, 2011

THE POWER OF DREAM

This song really inspired me to become a man who is always grateful. :D
thanks to Allah SWT



Deep within each heart
There lies a magic spark
That lights the fire of our imagination
And since the dawn of man
The strenght of just "I can"
Has brought together people of all nations

There’s nothing ordinary

In the living of each day
There’s a special part
Every one of us will play

Feel the flame forever burn

Teaching lessons we must learn
To bring us closer to the power of the dream
As the world gives us its best
To stand apart from all the rest
It is the power of the dream that brings us here

Your mind will take you far

The rest is just pure heart
You’ll find your fate is all your own creation
Every boy and girl
As they come into this world
They bring the gift of hope and inspiration


There’s so much strength in all of us

Every woman child and man
It’s the moment that you think you can’t
You’ll discover that you can


The power of the dream

The faith in things unseen
The courage to embrace your fear
No matter where you are
To reach for your own star
To realize the power of the dream

Saya Tidak Akan Meninggalkan Anda

Saya merasa seperti sebuah lagu tanpa kata-kata, manusia tanpa jiwa, seekor burung tanpa sayap
sebuah jantung tanpa rumah.
Saya merasa seperti seorang ksatria tanpa pedang, langit tanpa matahari, karena anda tentunya.
Saya merasa seperti sebuah kapal di bawah gelombang, anak yang kehilangan arah, pintu tanpa kunci, wajah tanpa nama.
Saya merasa seperti napas tanpa udara, dan sehari-hari adalah sama, karena Anda sudah pergi.


Saya punya alasan untuk bangun di pagi hari.
Anda adalah orang yang menjadikan senyum di wajah saya.
Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan bagaimana saya merindukan anda
Saya merindukan anda, sehari-hari. Ya

Dan saya tidak akan meninggalkan Anda.
Dan saya tidak akan meninggalkan Anda, lagi.
masih memeluk anda, saya tidak akan membiarkan anda pergi,
Karena saat saya berbaring di lengan anda, saya merasa nyaman.


Mereka mengatakan kepada saya bahwa seorang pria dapat kehilangan pikirannya / hidup dalam rasa sakit.
Mengingat waktu berlalu, Saya menangis di tengah hujan.
anda tahu saya sudah menyia-nyiakan separuh waktu dan saya berlutut lagi.
sampai Anda datang ke saya.


Thursday, February 24, 2011

Aku Mencintaimu dari Jarak Ratusan Mil

aKemarin aku menceritakan ketidakwarasanmu pada teman yang duduk disampingku. Sambil aku memelankan suara agar dosen di depanku tidak menngetahui apa yang aku obrolkan. Setiap kali aku mengatakan ..."gila kan??" si temanku itu tertawa. lalu kami pura-pura tidak terjadi apa-apa saat pandangan dosenku mulai mencari suara gaduh yang timbul. Aku tetap 'mbetik'! hha..aku lanjutkan lagi ceritaku...

...Semenjak kamu memberitahuku kalo sudah berada di terminal kotaku, sudah tidak merasa nyaman lagi aku untuk tidur. Bayangkan! aku merem-melek-merem-melek dari pukul 3 pagi sampai kamu memberitahuku sudah naik angkot (yang salah) dan mau langsung ke rumahku...aku ingat betul, saat itu adzan subuh (yaa...sekitar pukul 4.30 pagi). Aku naik pitam!! sedah kubilang, aku mau menjemputmu di terminal! kamu turun dari angkot dan aku langsung mengambil jaket-menaiki motor-sambil menggigil-sambil nahan emosi-sambil kesenengen-sambil terharu... hhaa...oh...you always surprise me, darl

Di depan Mcd Kayutangan.
Aku mencarimu. aku pikir kamu sedang di dalam Mcd sambil memesan fanta float ato french fries. Lohh....rupanya! hha... ternyata kamu duduk di pinggir bahu jalan sambil mengenakan jaket biru dan membawa ransel hitam (persis seperti penampilan orang mau minggat) dan disampingmu ada gelandangan yang sedang tidur sangat pulas -sumpah! aku pingin 'ngetak' kamu saat itu-

Setelah dari masjid Jami' di alun-alun Malang, kamu mengajakku minum kopi  di daerah jalan Kawi. Masih dengan mata mengantuk. Aku tahan dan pura-pura tidak ngantuk. kamu bercerita dari awal perjalanan sampai tidur 2 jam di terminal (aku membayangkan bagaimana gayamu tidur saat itu dengan hanya duduk di kursi-kursi terminal). Haha...dan kamu mengatakan " ada dua orang di dunia ini yang bisa membuatku nekat seperti saat ini yang aku lakukan. Pertama adalah kedua orang tuaku, setelahnya adalah kamu " (translete : dari bahasa jawa alus. wkwkwk). WUIIIING......!!! aku melayang-layang dan merasa hangat persis seperti gorengan dan kopi yang ada di depanku. hahahah

.............******................
haaaaaaa.......aku mencintainya dari jarak  ratusan mil dan dari ujung barat dan timur Pulau Jawa.

-semoga yang digariskan nanti adalah yang terbaik untuk kami-






Wednesday, February 23, 2011

pengen jogetjoget kalo denger lagu ini

Oceans apart day after day
And I slowly go insane
I hear your voice on the line
But it doesn't stop the pain

If I see you next to never
How can we say forever

Wherever you go
Whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes
Or how my heart breaks
I will be right here waiting for you

I took for granted, all the times
That I though would last somehow
I hear the laughter, I taste the tears
But I can't get near you now

Oh, can't you see it baby
You've got me goin' CrAzY

Wherever you go
Whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes
Or how my heart breaks
I will be right here waiting for you

I wonder how we can survive
This romance
But in the end if I'm with you
I'll take the chance

Oh, can't you see it baby
You've got me goin' cRaZy

Wherever you go
Whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes
Or how my heart breaks
I will be right here waiting for you

##MENCINTAI YANG BELUM SEMPAT DICINTAI

"Beri saya sebuah planet yang hidup!"

***

"saya seorang katolik." hanya itu yang diucapkannya sambil melambaikan tangan untuk menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat ia tambahkan.

...kami berpisah saat itu juga.

***

Setelah kejadian malam itu, aku nyaris berniat menceburkan diri ke sungai kota sedalam lima meter. Sambil terisak-isak aku berjinjit-jinjit menahan agar tidak ada cairan asin yang keluar dari mataku.
Dan pagi harinya aku menolak sarapan bersama kedua orangtuaku karena kedua mataku membesar akibat semalaman terus berair.

***

Sekarang, kami dipertemukan kembali di depan toko kue yang berjarak lima kilometer dari sekolah kami dulu. Hampir delapan tahun. Dan rasanya sangat aneh. Aku tersenyum. Ia tersenyum cantik. Kami saling senyum untuk periode waktu yang cukup lama, sambil memikirkan kalimat apa yang akan kami katakan untuk perjumpaan awal ini.

"Sakitkah?"

aku menggeleng

"Aku mengakui memiliki beberapa kelemahan sepele." ujarnya sambil mengambil vanilla cupcakes dari sebelah kiriku.

"Maksudnya?" tanyaku

"Aku merasa tidak kehilangan apapun dengan melakukan pengakuan ini. Bagaimanapun kita tidak perlu terlalu menyembunyikan perasaan dari seekor tokek jumbo." ia tersenyum kembali dengan dagu yang manis.

"Katakanlah." aku semakin tak sabar

"Apa yang telah hilang dariku adalah sesuatu yang sangat berarti. Kamu dan aku. Kenapa kita tidak mencobanya sekarang? Aku sudah sama dengan apa yang kamu yakini dari dulu. kita seiman." ia menaikkan alisnya setinggi 2 cm

"ehhh...hmm...maaf Carisa. Aku sudah menikah dan memiliki dua orang anak."

Ia terdiam.

"aku akan mencintai yang belum sempat aku cintai..."

Tuesday, February 8, 2011

KRS-an

 UNTUK SAAT INI           
                       -SUSAHNYA KRS AN-

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH

FAKULTASKU GEJEEEE.......!!!!!!

Wednesday, February 2, 2011

-b l u k u t u k-

MENIT INI MENIT YANG GEJE

Tuesday, February 1, 2011

RECEHAN UANG 500 RUPIAH

“sewaktu kecil, aku sering memainkan lipstik milik ibuku hingga tinggal separo. Dan aku suka bergaya mirip pengantin dengan pemerah pipi yang menempel rusuh di kerah bajuku... aku merasa cantik saat itu.” [HALTE BUS 09.23] Mas Romli di sudut sana, menanti kembalian recehan untuk air mineral seribu lima ratus rupiah yang ia beli. Lalu kembali duduk anteng di sebelahku. Tersenyum, “Minum, dik?” “Nanti saja, mas.” Tolakku sambil membetulkan jilbab. Aku menahan-nahan tangis. Kami diam. Mas Romli membuka tutup botol, meminumnya. Kami diam. Aku mengamati penjual majalah edisi lawas. Kami diam. Mas Romli memainkan recehan-recehan lima ratus. Kami diam, hingga akhirnya pengamen kecil dengan bekas seragam pramuka yang telah robek saku depannya datang dan mengantongi recehan lima ratus itu. Kami tetap diam. [DI DALAM BUS JAYA MAJU 10.02] Aku membuka kaca bus, mengarahkan pandanganku, aku tersenyum. Mas Romli melambaikan tangan ke arahku. Ah, seandainya aku tidak melemah jika dengannya tadi. Akan kukatakan, “Mas, tunggu aku lima tahun lagi. Lalu minta ke orang tuaku, ajak aku menikah.”... ...lamunanku buyar. Suara pengamen cilik tadi melengking, mengalahkan puluhan orang yang masih terlihat berebut tempat duduk. “aku rlindu ssetengah mati kepadamu...sungguh kuingin kau tau...aku rlindu setengah mati...kepadamu....” Ia belum fasih melafalkan huruf ‘R’ tetapi sudah pandai mencari uang. Dan ia berhasil mengumpulkan recehan-recehan uang di dalam sebuah kantong bekas bungkus permen. Sedangkan aku masih mengandalkan gaji bapak untuk kuliahku di Jogja. Ingat bapak dan ibu di rumah... “Mbak...”pengamen itu menyodorkan kantong plastik. Aku tesenyum, lalu ia kuberi lembar seribuan satu. “Mbak Arfi, ya?”ia menanyakan namaku. “Loh, tau darimana, le?” aku mengumpan tanya. “Lagu tadi buat mbak. Dari mas Romli, mbak. Ini aku dikasih sepuluh ribu.”ia ceritakan yang sesungguhnya, lalu pergi kekursi belakangku untuk kembali menyodorkan kantong plastiknya. JDEGGGG.... Merasakan semilir angin lewat jendela samping semakin sejuk. Aku sedikit menangis karena banyak-banyak senang. Aku menyukai caranya untukku...

Rok merah selutut lebih sejengkal.

Pagi tersibuk dalam hidupku di awal Juli tahun 1997.
...semalam di toko bima.
Aku lebih senang bermain main di balik deretan baju-baju yang di jejer daripada mengekor ibuku. Dengan anak seusiaku, kami terlihat asik meskipun kami tak saling mengenal. Berlarian, bersembunyi di kamar pas. Memainkan kelambu, dan tertawa. Sesaat berhenti, karena kami tau pengawas toko memperhatikan kami dengan sinis. Yang artinya, ulah kami mengganggu dan berisik. Kami memutuskan, mengekor kembali ibu masing-masing. Saling memandang dan aku katakan Nanti kita ketemu di toko yang lebih gede dari ini. Jangan kuatir ya...
Kembali ke ibuku. Sibuk mengantre dan memilih sepasang seragam sekolah. Besok, hari pertamaku masuk SD.
Ada rok merah wiru yang dipaskan ke lututku. Panjang! Tapi nanggung. Aku menunjukkan ekspresi yang artinya....ini kegedean, buk! Mesti golek sing ukuran gede, nduk. Ben hemat gak bolak-balik tuku rok. Artinya...jadi kalau mau hemat, beli rok yang kegedean. Itu yang aku tangkap waktu itu.
...kami pulang dengan rok dan baju seukuran anak kelas lima SD.
Semalaman aku tidak bisa tidur, gugup! Aih!
Pagi. 06.45
Rok merah selutut lebih sejengkal, seragam putih yang jahitan bahunya turun limabelas senti dari bahuku. Dasi tut wuri handayani, topi yang masih bau toko, sepatu hitam dengan dua nomor lebihnya, kaos kaki putih, tas ransel merah dengan tiga buku bersampul Rajin Pangkal Pandai, Hemat Pangkal Kaya...meski seragamku terlihat aneh di badanku yang berukuran kecil, tapi aku senang karena aku sudah mau berhemat begitu kata ibuku semalam-
...di ruang kelas IA.
Aku datang pukul tujuh lebih. Telat! Aku semakin gugup melihat kerumunan ibu-ibu yang berjajar di jendela kelas. Mulai ujung sampai ujung. Ramai sekali pagi itu di sekolah baruku. Aku memasuki kelas sendirian dan...berdiam diri di depan kelas. Cukup lama! Sampai akhirnya aku di panggil ibu guru berkacamata. Dicarikan tempat duduk.
Ayah ibu hanya menungguiku selama sepuluh menit di luar kelas. Aku tau, ini juga pagi tersibuk untuk ayah ibuku di sekolahnya. Sama seperti ibu guru berkacamata tadi. Mungkin bedanya, ibuku tak harus mencarikan tempat duduk untuk murid-muridnya, karena mereka sudah besar.
Kembali ke aku. Tidak ada satupun kursi yang kosong, teman. Aku harus berbagi tempat duduk dengan Dila, teman pertamaku. Dan hanya temanku ini sangat gemuk, dan ada emaknya -ibu=emak- disampingnya. Aku mau bilang geser dong tapi takut. Mereka sama-sama besar dan aku tak punya seseorangpun yang bisa membelaku. Aku mengalah dan aku tahan pantatku yang separonya lagi.